Halo Kawan Aksara, Selamat Tahun Baru!
Apa resolusimu yang berkaitan dengan literasi tahun ini? Kalau aku tahun ini berencana ingin menerbitkan buku solo dan menyelesaikan novelku di aplikasi KBM. Tahun lalu, aku ikut menulis di KBM tapi hanya bertahan hingga Bab 5. Hiks. Tahun ini harus punya novel yang tuntas di KBM, aamiin. Semoga diberikan kesehatan dan ide melimpah, ya. Harus menguatkan tekad agar resolusi tahun ini tercapai. Jangan kasih kendor!
Belajar Tentang Kegigihan dan Semangat Berkarya dari Eyang NH. Dini |
Tahu tidak, kalau tahun 2024 ini adalah tahun kabisat atau tahun yang mengalami penambahan satu hari dengan tujuan menyesuaikan dengan tanggalan astronomi. Itu berarti, akan ada tanggal 29 Februari 2024. Jadi, orang yang ultahnya 29 Februari hanya bisa dirayakan setiap empat tahun sekali saat adanya tahun kabisat.
Mengenang Keindahan Hidup NH Dini |
Aku dan teman-teman juga sempat diundang menghadiri beberapa acara Eyang diantaranya Sedekah Budaya Semarang tahun 2016 dan syukuran ulang tahun beliau yang ke-80 pada tahun 2018. Kami juga sempat menghadiri acara bedah buku beliau yang terakhir berjudul Gunung Ungaran di Gedung Soegondo FIB UGM Yogya. Tak disangka, beliau meninggalkan kita semua pada Selasa 04 Desember 2018 karena kecelakaan lalu-lintas. Aku dan teman-teman melayat jenazah di Wisma Harapan Asri, Banyumanik.
Dari Pengalaman Hidup Menjadi Buku
Pengalaman NH Dini sangatlah banyak. Ia penulis, pernah menjadi pramugari Garuda dan istri diplomat asing yang hidup berpindah-pindah di berbagai negara. Berbagai pengalaman batin inilah yang ia ceritakan dalam buku-bukunya.
Buku-bukunya yang terbit tak terhitung dan laris manis di Indonesia. Sebut saja diantaranya Tirai Menurun, Pada Sebuah Kapal dan Namaku Hiroko. Buku-buku yang ditulisnya kebanyakan tokoh utamanya adalah perempuan yang mandiri dan sabar dalam mengarungi kehidupan. tak heran, penghargaan di bidang literasi tingkat nasional dan internasional tak terhitung banyaknya ya beliau raih.
Beliau menjadi penulis sejak di bangku sekolah menengah. Bahkan, ia rutin menulis prosa berirama dan membacakannya sendiri di RRI Semarang.
Pertama kali bertemu |
Belajar tentang Kegigihan dari NH Dini
Ngobrolin tentang karya, sungguh kita harus harus mencontoh kegigihan dan ketekunan seorang NH Dini. Bahkan hingga penghujung usianya, Eyang tetap produktif menulis. Bahkan, ia masih menulis dan menerbitkan buku ketika usianya menginjak 82 tahun yaitu buku Gunung Ungaran.
Eyang tetap energik dan aktif mengikuti berbagai kegiatan literasi. Mulai dari menghadiri acara bedah buku-bukunya di berbagai kampus dan sekolah, menghadiri undangan acara sastra, datang ke Pameran Buku Internasional di Frankfurt Jerman, hingga membantu mahasiswa yang meneliti bukunya untuk skripsi dan tesis. Sungguh luar biasa semangat beliau.
Peluncuran buku Gunung Ungaran tahun 2018 |
"Penulis harus jeli dan peka terhadap sekelilingnya," begitu selalu beliau berkata.
Penulis yang tekun dan semangat |
Setiap pagi kegiatan Eyang adalah berkebun dan senam ringan, lalu dilanjutkan dengan menulis dari pukul sembilan hingga pukul 12 siang. Sore harinya, Eyang biasanya berkebun lagi dan bercengkrama dengan penghuni Harapan Asri. Malamnya, beliau kembali menulis hingga tengah malam. Ya ampun, jadi malu hati deh dengan aku yang jadwal menulisnya masih berantakan. Bagaimana mungkin bisa menulis sekaliber beliau?
Dalam mengarang saya tidak pernah tergesa-gesa. Saya anggap pekerjaan mengarang adalah tugas yang santai, yang harus dikerjakan dengan senang hati. Kalau saya menulisnya dengan terburu-buru, berarti dengan hati yang kesal, maka dapat dipastikan bahwa si pembaca pun akan merasakannya.
18 Komentar
Aku pernah mampir sebentar di rumah masa kecil beliau di Sekayu mba Dew, ya Allah pengen banget bisa meniru semangat beliau untuk menulis dengan konsisten dan terjadwal gitu. Bismillah, semoga tahun ini juga bisa nyelesein novelku di KBM
BalasHapusMasya Allah... Semangat dari eyang NH Dini perlu dicontoh ya mak, bagaimana beliau dalam berkarya. Al Fatihah untuk eyang Dini.
BalasHapusAlhamdulillah ya Mbak Dedew pernah bertemu dengan alm Eyang NH Dini. Saya suka banget baca novelnya terutama yg seri cerita kenangan. Beliau kalau menulis itu detail banget.
BalasHapusMasya Allah almarhumah eyang NH Dini sangat menginspirasi. Rutin menulis setiap hari bahkan usia 80+ menerbitkan karya. Duh jadi teringat targetku ingin lebih banyak baca buku supaya lebih banyak menulis blog. Kasihan draft nganggur nunggu dilanjutkan.
BalasHapusLuar biasa sekali ya.. Dari pengalaman hidup, mulai dari pramugari sampai istri diplomat jadi sebuah karya tulis yang menginspirasi
BalasHapuseyang NH.Dini dulunya pernah jadi pramugari dan aku baru tau mbaa.. lalu menulisnya konsisten 9-12 ya walau usia nggak muda lagi. masya Allah keren. Populer ya karyanya eyang. Aamiin smoga bisa kuat dan gigih sperti beliau dalam berkarya ya mbaa
BalasHapusYa Allah, aku baru tahu klo Ibu NH Dini sudah almarhum sejak 2018 mba. Duuh punten beneran gak ngeh, kirain beliau masih ada hiks. Penulis perempuan hebat kebanggan kita semua. Alhamdulillah penerus2nya penulis perempuan hebat kayak mba Rieka dan teman melanjutkan visi2 almarhumah ya
BalasHapusAku udah baca buku2 eyang NH Dini sejak SD walau aku ya lupa apa aja judul yang kubaca. Berat yak bacaan SDku haha. Tapi itu ada di perpustakaan sekolah jd hepi aja bacanyaaa. Seneng pastinya ketemu legend ya.
BalasHapusResolusi terkait penulisan pengen punya buku solo juga mbak, tapi gak tahu nih, aku masih bingung bikin tema yang tak sama, semoga ada jalannya.
Ibu NH Dini memang sangat menginspirasi. Karya-karyanya sangat bernas dan sarat dengan pesan moral yang dalam. Yang paling aku ingat itu karya tulisan Pada Sebuah Kapal
BalasHapusMeski beliau sudah berpulangnke Rahmatullah, karya-karyanya masih bisa kita nikmati dan kita kenang. Bahkan, kita bisa belajar dari disiplinnya Eyang NH Dini ini. Kisah hidupnya benar-benar membuat orang jatuh hati untuk mengetahunya.
BalasHapusTidak disangka bahwa usia senja masih produktif dan berkarya di saat orang lain nyeri sendi . Banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dari kisah beliau. Eyang NH Dinj
BalasHapusWah dulu buku bukunya NH.Dini menjadi koleksi ku pas masih SMA atas rekomendasi guru bahasa Indonesiaku tak heran jika dia sekeren itu karya karya melegenda
BalasHapusMasya Allah, menginspirasi sekali cerita-ceritanya Eyang NH Dini. Sebagai penulis, bukan hanya disiplin dalam menulis saja, ya. Tetapi setiap kebiasaannya pun dilakukan secara disiplin seperti jam makan dan jam tidur. Karyanya sudah banyak sekali, sejak tahun 1981 yang bahkan aku belum lahir, Eyang sudah menerbitkan buku berjudul Sekayu. Keren.
BalasHapusNH Dini tuh emang salah satu penulis yang legendaris. Semoga kita sebagai penulis bisa mengikuti hal-hal baik dari beliau ya. Disiplin dalam hal apa pun memang penting banget
BalasHapusProduktifitas itu emang kebiasaan yaa..
BalasHapusTerbiasa melakukan hal-hal rutin yang bikin selalu produktif, maka hingga usia berapapun, tetap gigih dan semangat.
MashaAllaa~
Semoga kita semua bisa mengambil kebaikan dalam sosok pujangga Eyang NH. Dini.
Menginspirasi sekali ya sosok dan kegigihannya... Merasa ketampar nih, jadi inget draf novel yang mogok di bab 11, hiks...
BalasHapusBeruntung ya mbak berkesempatan bertemu dengan eyang NH Dini. Sejak dulu aku kagum dengan karya-karya beliau. Usia tidak mengurangi semangatnya untuk tetap berkarya
BalasHapusKaryanya NH Dini ini menjadi saksi kesukaanku pada dunia literasi mb Dew. Aku inget banget dulu bacaan zaman SMPku karyanya Nh Dini. Kayak: Sekayu, Dll
BalasHapus