Halo Kawan,
Kali ini aku ingin
berbagi materi Selasa Sharing yang diadakan oleh Forum Penulis Bacaan Anak atau
yang sering disebut Paberland di grup WA Info Paberland. Forum PBA adalah
komunitas yang anggotanya terdiri dari penulis bacaan anak, illustrator,
editor, dan penikmat bacaan anak. Awalnya, FPBA ini berbasis di Facebook. Kini sudah
memiliki grup WA dan Telegram untuk berbagi.
Baca Juga: Tips & Trik Menang Lomba GLN Kemdikbud Ala Iwok Abqary
Kali ini, kami
ingin mengulik rahasia sukses Dira di ajang GLN. Apa saja resepnya bisa
lolos dari persaingan ketat ini, ya? Mumpung saat ini sedang berlangsung Kompetisi
GLN 2023 yang dikuti dengan antusias oleh ratusan penulis bacaan anak.
Kenal Lebih
Dekat dengan Dira
Tak kenal maka
tak sayang. Kita kenalan dulu dengan Dini Rahmawati yang akrab disapa Dira ini
ya. Ia adalah alumni Fakultas Kehutanan jurusan Managemen Hutan di
Universitas Mulawarman Samarinda.
Prestasi beliau di bidang tulis-menulis sudah panjang lho. Mulai dari juara lomba blog hingga lomba penulisan buku anak. Diantaranya Juara 3 Lomba Blog Mencerdaskan Anak Bangsa oleh Dikti dan Liputan 6 SCTV, Jakarta (2014).
Terus, ia juga menjadi Pemenang 1 Sayembara Penulisan Bahan Bacaan Literasi Kategori Membaca Awal, Kantor Bahasa Kaltim (2019), Juara 1 Penyusunan Buku Cerita dalam format e-book pada Lomba Konten Kanal PAUD (2019), Juara 1 Lomba Menulis Buku Ceria Bergambar Bermuatan Lokal, diselenggarakan oleh Multy Talent Management bekerjasama dengan Penerbit Erlangga (2020).
Prestasinya paling hits adalah menjadi Penulis
terpilih dalam Seleksi Penulis Bahan Bacaan Literasi Baca-Tulis dalam Rangka
Gerakan Literasi Nasional Tahun 2019, 2021, dan 2022. Tiga kali lolos GLN, lho Wow, hebat
banget ya prestasinya.
Awal Karir
Kepenulisan Dwi Rahmawati
Dira memulai
karir kepenulisannya sejak tahun 2000-an dengan menjadi kontributor Lembaga
Kantor Berita Nasional Antara di Kota Samarinda. Tahun 2013, ia mulai menulis
di blog dan pernah menjuarai beberapa lomba blog.
Di tahun yang sama pula, Dira memberanikan diri mengikuti berbagai kegiatan menulis dan lolos beberapa audisi antologi. Pengalaman memiliki buku antologi (meski ditulis bareng-bareng) sangat memotivasinya untuk bisa menerbitkan buku sendiri. Hingga akhirnya impian itu terwujud
Perbanyak riset untuk memulai satu proyek menulis |
Baca Juga: Ketika Naskahmu Kalah Lomba
Kalian bisa
mengintip buku-buku Kak Dira yang lolos GLN di sini ya:
1. 1. Menghargai Perbedaan
2. 2. Membangun Tanggung Jawab Anak
3. 3. Manik Untuk Menik
Proses
Menulis Buku untuk GLN
Sejak GLN tahun
2017, ia sudah tertarik ikut tapi masih banyak kebingungan seputar teknik penulisan
naskah. Bagaimana cara memesan ilustrasi untuk naskahnya? Bagaimana kalau
naskahnya tidak lolos? Mau diterbitkan di mana?
Menurut Kak
Dira, saat itu informasi mengenai GLN sangat terbatas, Belum ada forum diskusi seperti
yang digagas Paberland saat ini. Ia juga belum mengenal banyak penulis cerita
anak untuk berbagi informasi.
Setelah menguatkan tekad untuk ikut GLN, Kak Dira kemudian bergerilya mengintip status Facebook dan blog tentang pengalaman kakak-kakak penulis yang lolos GLN. Ia mendapat banyak pelajaran dari postingan mereka. Ia juga membaca banyak buku-buku yang lolos GLN sebagai referensi menulis. Tak lupa, ia juga membaca buku-buku pelajaran sekolah dasar yang berkaitan dengan tema.
Selain itu, Dira juga giat belajar mengikuti berbagai kelas menulis cerita anak secara online. Dari kelas itu, ia mendapat banyak pengetahuan baru seputar menulis cerita anak. Ia juga terpacu karena kelas-kelas menulis itu ada tugas yang harus diselesaikan sesuai jadwal.
Hal itu melatih dirinya untuk disiplin menaati deadline. Yang
paling berat adalah harus rela dan ikhlas menerima masukan, kritikan, dan siap
merevisi naskah demi kebaikan tulisan kita nanti.
Setelah dirasa
bekalnya cukup, pada tahun 2019 Dira mantap mengikuti sayembara GLN. Ia
mengirim lima naskah dan yang berhasil lolos satu naskah. Dira bersyukur kerja kerasnya
terbayar.
Langkah-Langkah
Mengikuti GLN:
1. 1. Baca petunjuk teknis baik-baik, bila perlu
dicetak supaya bisa dibaca kapan saja sambil dicoret-oret.
2. 2. Pilih tema yang akan ditulis.
3. 3. Tambahkan fokus karakter atau nilai-nilai
karakter ke dalam naskah.
4. 4. Setelah menentukan jenjang pembaca, perhatikan
grafika yang terdapat di ketentuan khusus buku (Juknis) yaitu jumlah halaman, jumlah
maksimal kata per kalimat, jumlah maksimal kalimat per halaman.
5. 5. Segera tulis naskah cerita yang akan dibuat,
jangan ditunda
6. 6. Setelah selesai, segera pesan ilustrasi pada
illustrator.
7. 7. Gunakan waktu yang ada untuk membaca kembali
naskah yang sudah jadi,
8. 8. Edit naskah sebaik mungkin.
9. 9. Segera kirim naskah bila sudah yakin.
Cerita Kita
harus Menarik dan Unik
Agar bisa lolos
GLN, tema cerita yang ditulis harus unik dan sesuai tema lomba tahun tersebut,
Jadi, jangan sampai melenceng dari ketentuan di juknis, ya.
Terus, untuk sudut pandang tokoh atau POV harus satu POV saja. Untuk POV cerita anak ada dua. Sudut pandang orang pertama: aku/saya. Sudut pandang orang ketiga: dia (nama tokoh). Pilih satu POV saja, dan jangan dicampur agar pembaca tidak bingung.
Buku cerita anak harus menghibur dan tidak menggurui |
Dalam cerita anak sebaiknya satu cerita, satu masalah. Agar lebih fokus dan tidak melebar ke mana-mana ceritanya. Ingat, picture book halamannya sangat terbatas. Olah ceritanya sedemikian rupa agar tidak menggurui. Jadi ada bagian pembuka, kemudian masalah, lalu solusi.
Dalam menulis
cerita, Dira mengalir saja menulisnya. Ia menulis ide cerita
sebanyak-banyaknya. Setelah selesai, barulah ia baca ulang pelan-pelan untuk
menemukan bagian yang kurang bagus dan bisa diperbaiki. Ia berusaha mengurangi
adanya tokoh dewasa yang menggurui.
Saat ia mempelajari kembali naskahnya yang ia kirim pada tahun 2019, Ia menemukan fakta menarik dari satu cerita yang ia jagokan tapi gagal lolos. Ternyata, tokoh dewasa yang ia tulis terlalu menggurui, terlalu banyak informasi yang dipaksakan untuk masuk teks. Sedangkan satu naskahnya yang lolos malah lebih natural ceritanya. Ada masalah, penyelesaian masalah, ada kegagalan, dan ada usaha untuk menyelesaikan masalah dari tokoh anak-anak.
Ya, Fokus
karakter yang kita buat harus disesuaikan dengan tema dan karakter tokoh yang
akan diceritakan. Misalnya jika tema kita adalah permainan tradisional apalagi
dalam bentuk tim, diperlukan karakter jujur.
Berkomunikasi
dengan Ilustrator
Jangka waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu naskah buku untuk GLN bervariasi. Selama komunikasi dengan ilustrator lancar, Insya Allah naskah bisa
cepat selesai. Panduan ilustrasi dari penulis untuk ilustrator juga harus
jelas.
Dira bahkan
menunjukkan foto atau gambar yang ia maksud untuk naskah agar ilustrator lebih
paham. Biasanya yang bikin waktu penyelesaian ilustrasi lama adalah
ilustratornya mengambil lebih dari satu pekerjaan secara bersamaan.
Oh iya, Karena teks dalam picture book terbatas, tidak perlu semua harus dijelaskan atau diceritakan dalam naskah. Berbagai hal bisa dijelaskan lewat gambar atau ilustrasi buku. Misalnya nih, dalam buku Pertunjukan Sape karya Dira, dalam cerita tidak dijelaskan tokohnya memakai kursi roda. Cukup ditunjukkan lewat gambar. Di bagian belakang buku, barulah Dira menjelaskan penyebab si tokoh menggunakan kursi roda.
Bagaimana menemukan adegan penting untuk dimasukkan storyboard? Biasanya, Dira akan memecah halaman naskah pelan-pelan di dalam kolol storyboard yang tersedia. Aturan jumlah kata dan baris dalam juknis bisa membantu kita memecah adegan.
Ada pula penulis yang menulis ceritanya hingga selesai baru nanti di masukkan dalam kolom storyboard. Setelah itu, kita
baca-baca lagi. Jika ada yang kurang, bisa diedit dan dipangkas jika tidak
sesuai dengan persyaratan jumlah halaman sesuai juknis.
Buku picture book yang lolos GLN bentuknya berupa cerita ya, Kawan. Bukan berupa artikel atau how to. Sekali lagi, buatlah cerita yang unik dan menarik serta tidak menggurui.
Hati-hati
dalam menulis cerita, jangan sampai ada adegan kekerasan, adegan merokok, memaki
dan tindakan kurang baik lainnya di dalam cerita untuk anak-anak. Bila kita menulis tema perundungan,
Jangankan menggambarkan tindakan kekerasan, perundungan secara verbal misal
kalimat "si kurus" pun nggak boleh, lho.
Agar kita bisa membuat cerita yang konfliknya menarik dan sesuai dengan tema, kita harus banyak membaca buku-buku karya penulis anak lain sebagai referensi dan bisa memantik ide baru. Misalnya, kenapa anak-anak suka menggunakan uang kertas dari pada koin.Biasanya kalo dapat koin suka dicuekin. Nah ini juga bisa jadi satu ide cerita tema pengenalan literasi finansial.
Di akhir
sharing, Dira berpesan agar tetap semangat
menulis. Jangan menyerah sebelum mencoba. Percayalah kita sudah menjadi
pemenang saat menyelesaikan satu naskah (pastikan naskahnya dikirim
ke panitia lo, ya). Nah itu, dia materi Selasa Sharing Paberland bersama Kak Dira Rahmawati. Semoga bermanfaat ya, Kawan! Selamat menulis!
5 Komentar
ya ampun,,, merasa tercerahkan saya membaca ini,,, sudah lama saya ingin bergabung dan mencari ilmu kepenulisan,, terutama buku cerita anak.. agaimana saya bisa bergabung dengan grup tele ataupun wa paberland ya kak? saya sudah meminta bergabung paberland di FB,, semoga di acc.
BalasHapusWah keren sekali terima kasih sharingnya
BalasHapusmasyallah, terima kasih ilmunya kak.
BalasHapusmakasih ilmunya
BalasHapusKak boleh di share karya kk yg sudah menang supaya kami bisa membaca karangan kk dan ada gambaran dalam menulis
BalasHapus