Halo Kawan,
Beberapa waktu lalu aku mengikuti Ngopi alias Ngobrol Hepi bertema Dari Premis Menjadi Cerita Yang Manis yang diadakan Grup Penulis Ceria di akhir tahun 2021. Narasumbernya adalah Mas Sokat Rachman, penulis skenario dan penulis buku anak kawakan. Mas Sokat adalah lulusan Sastra Inggris tahun 2016 dari STIBA Nusa Mandiri, Jakarta.
Mas Sokat yang lahir 18 Agustus 1975 ini sudah menerbitkan beberapa buku anak dan menulis ribuan skenario untuk film, FTV dan sinetron. Ia memulai karirnya pada tahun 2004 ketika cerpennya pertama kali dimuat di Majalah Bobo. Setahun berikutnya, ia diajak menulis skenario sebagai co writer dan akhirnya memutuskan resign dari pekerjaannya sebagai staf logistik saat itu. Keputusan tepat karena karir Mas Sokat di dunia skenario berkembang pesat sejak saat itu.
Untuk menambah ilmunya dalam menulis skenario, Mas Sokat memutuskan untuk mengikuti kursus sinematografi plus di Pusat Perfilman Usmar Ismail, selama setahun mengambil jurusan Penulisan Skenario Film Cerita dan lulus pada 2006. Setelah lulus, ia mulai mencari peluang menulis skenario dan bekerja sama dengan Sutradara Aris Nugraha (Kreator Preman Pensiun).
Baca Juga: Nita Candra Ilustrator Kawakan
Selama bersama Aris Nugraha, Mas Sokat banyak belajar menulis skenario untuk acara komedi situasi. Bekal itulah yang ia gunakan untuk menggarap serial serial Tukang Ojek Pengkolan (TOP) hingga 1200 episode. Berkat bekerja bersama tim di TOP ini ia menyerap banyak ilmu dari seniornya dan bisa lebih berkembang dalam dunia penulisan skenario.
Setelah itu, Ia lalu bergabung dengan Pak Deddy Mizwar untuk menulis skenario Para Pencari Tuhan jilid 8 (2018) serta FTV Sinema Wajah Indonesia, yang membuat Mas Sokat berhasil masuk nominasi penulis sinetron terpuji Festival Film Bandung ke-32 pada 2019. Keren ya, Kawan?
Peran Penting Premis
Menurut
Mas Sokat, Premis sangat berperan penting dalam membuat sebuah cerita. Sinetron
Indonesia banyak yang terkesan dipanjang-panjangkan ini terjadi karena
premis pendek dan sudah tercapai goal tokohnya. Tapi sinetron masih banyak
penggemar akhirnya diperpanjang deh dan kontennya jadi kurang menarik.
Premis adalah pegangan Mas Sokat saat ditanya produser, cerita lu tentang apa? Ia lebih fokus pada premisnya karena inilah yang pertama akan ditanyakan oleh para sutradara.
Sebelum memulai sebuah proyek sinetron atau film, para penulis harus mengajukan premis. Konsep TOP nggak habis-habis episodenya karena premisnya terbuka.
Kalian sudah tahu tentang premis? Premis adalah atom dari sebuah cerita. Seberapapun panjang naskah yang kamu buat semua berasal dari premis cerita yang singkat. Bahkan bisa terdiri dari satu kalimat saja. Premis cerita yang kamu buat harus bisa menggambarkan isi dari keseluruhan cerita. Itulah mengapa premis sangat penting dalam sebuah cerita.
Bagi penulis skenario, premis adalah batu loncatan sebelum membuat sinopsis. Jadi, ceritanya tidak akan melebar ke mana-mana walaupun sinetronnya panjang sekali episodenya. Misalnya saja film Home Alone premisnya adalah cerita liburan dan anak tertinggal di rumah. Sedangkan Tukang Ojek Pangkalan premisnya tukang ojek yang tinggal dengan mertua dan bercita-cita ingin punya rumah.
Mengajukan Konsep Cerita Pada Rumah Produksi
Bagaimana proses pengajuan skenario pada rumah produksi? Saat kamu ingin mengajukan konsep cerita pada sebuah PH (Rumah Porduksi), cari tahu sinetron atau film apa yang mereka buat. Misalnya Starvision sering membuat film komedi, MD Entertainment sering membuat film bertema keluarga. Tiap PH punya spesifikasi atau spesialisasi tersendiri. Tema apapun terbuka asal menarik dan unik, berbeda.
Baca Juga: Dian Onasis Penulis Buku Anak Yang Hobi Belajar
Mas Sokat selalu menawarkan konsep bukan sinopsis atau skenario. Mengapa ia tidak menawarkan skenario? Karena proses skenario diawali dengan sinopsis diterima rumah produksi. Jika ide dan konsep penulis dirasa menarik dan disetujui barulah penulis dipanggil. Setelah itu, barulah penulis mendapat masukan dari produser. Dari diskusi dengan produser ini barulah dibuat sinopsis. Setelah sinopsis disetujui barulah ada plot, dan dilanjutkan dengan menulis skenario. Jadi, butuh perjalanan panjang ya dari sebuah ide atau konsep menjadi naskah skenario.
Tak heran kalau skenario itu disebut kerja tiga kepala yaitu penulis, produser dan kadang sutradara. Kita harus mengikuti keinginan produser karena mereka yang membiayai proyek dan mereka yang berpengalaman mengendus cerita yang bagus.
Jadi, jangan pernah mengirim skenario pada rumah produksi. Kamu bisa mengirim premis, sinopsis, dan tokoh karakter dan ajukan sebagai konsep pada PH. Jangan hanya mengirimkan sinopsis saja. Yang penulis skenario tawarkan bukan skenario utuh tapi cukup konsep yang jelas. Ketiga naskah tadi premis, sinopsis dan karakter kamu susun dengan rapi, jilid lalu kirimkan ke rumah produksi yang kira-kira sesuai untuk konsepmu.
Tentang Skenario Film Anak
Film anak lebih sedikit di Indonesia dibandingkan film remaja. Mengapa jarang ada film anak? Karena, film anak termasuk susah lakunya dan ratingnya kecil. Yang paling susah dibuat adalah film musikal anak ala Sherina.
Saat ini, tema film anak kurang bervariasi, temanya rata-rata sama. Usahakan mengajukan cerita tema anak yang unik dan menarik ke PH. Jangan mengirim konsep cerita ala buku Lima Sekawan yang sudah kurang laku. Mas Sokat mengusulkan untuk mencoba mengirim konsep film Lebaran yang menarik untuk anak.
Penulis skenario film anak harus mengerti psikologi anak. Jangan sampai kita membuat karakter anak tapi dengan pemikiran orang dewasa. Contoh cerita menganak adalah Home Alone si Kevin yang bertindak sesuai perilaku anak ketika menghadapi suatu masalah.
Buatlah premis terbuka agar cerita bisa terus berlanjut. Premis berisi tiga elemen: tokoh utama, halangan dan bagaimana tokoh mencapainya serta bisa dimasukkan dalam tiga kalimat. Misalnya, premis film Iran terkenal Children Of Heaven, seorang anak ingin membeli sepatu baru untuk kakaknya.
Premis ini dikembangkan jadi sinopsis. Premis sederhana ini bisa dikembangkan jadi sinopsis yang berisi proses perjuangan anak mendapatkan sepatu baru untuk kakaknya. Misal -berusaha mengumpulkan uang dengan bekerja, -ikut lomba. Jangan sampai sinopsis melebar dari premis kita.
Apakah semua cerita anak harus ada premis? Premis itu plot sederhana dari cerita kita. Jangan sebut nama tokoh. Bagaimana jika seorang anak ingin? Hal itu sudah cukup jadi panduan penulis sebagai premis. Konsep ini bisa dipakai untuk menulis apapun karya seni agar cerita kita tidak melebar ke mana-mana.
Jika kita sudah bisa menulis premis bagus kita bisa menulis cerita yang mengikat pembaca. Kelemahan teman penulis itu bisa menulis cerita tapi tidak bisa menyusun cerita jadi ceritanya masih berantakan.
Berkarir Sebagai Penulis Skenario
Selama berkarir di dunia kepenulisan skenario, Mas Sokat masih kesulitan menemukan partner penulis yang tahan banting. Banyak penulis yang baru memasuki proses menyusun plot saja sudah mundur. Memang menulis skenario tidak mudah ya. Kerjanya berkelompok dan tak kenal waktu, harus selalu siap sedia 24 jam. Penulis selalu dituntut memiliki ide menarik.
Penulis dari luar kota pun bisa jadi penulis skenario di Jakarta dan bekerja jarak jauh tapi penulisnya harus berkomitmen karena jadwal syuting sangat padat dan mahal sehingga penulis tidak boleh mangkir atau kabur, beralasan kena writer block dll. Sebagian besar rumah produksi menginginkan penulisnya hadir agar mudah berkoordinasi.
Mengumpulkan banyak ide yang menarik, perluas jaringan kenalan dengan insan film bisa melalui media sosialnya seperti yang dilakukan Mas Sokat saat mulai berkarir dulu, dekati mereka dan tawarkan konsep kita pada mereka.
Penulis tak perlu takut dengan rumah produksi nakal yang mencuri ide. Tidak semua rumah produksi jahat dan curang, kok. Jadi, jangan berpikiran buruk dulu. Berusahalah untuk berpikir positif semoga cerita kalian menemukan investor dan lainnya. Waktu tunggu penulis skenario kurang lebih sama dengan penulis buku yaitu sekitar tiga bulan di rumah produksi. Setelah itu, bisa kamu tarik.
Sebelum
mengakhiri Ngopi, Mas Sokat punya pesan-pesan ini untuk kamu yang ingin menjadi
penulis skenario yaitu, Jangan patah semangat, Jangan
putus asa untuk belajar. Memang menulis skenario tidak semewah novel
tapi hasilnya lebih besar. Ia juga
menekankan kalau skenario itu bisa dipelajari. Yang
penting, kamu bisa menulis cerita seperti
cerita pendek sudah jadi modal dasar untuk menulis skenario.
Semoga artikel ini bermanfaat ya, kawan!
31 Komentar
Wah mas Sokat, apa kabarnya beliau? Lama nggak nengok medsos. Dulu pernah ketemu di workshop First Novel di Bandung, Maret 2011
BalasHapusSoal nulis skenario.. aku pernah beberapa tahun mempelajari.. nggak paham2 juga nih 😆🤦🏻♀️ sulit banget bagiku
Aku pernah belajar membuat premis di salah satu kelas nulis. Nah giliran mengembangkan ceritanya jadi berantakan. 😅Kelihatannya sih kayak gampang, tapi ternyata nggak segampang yg dipikirkan 😆
BalasHapusWah asyik bisa membaca profil penulis skenario produktif, Mas Sokat. Jadi bisa tau gimana pro ses kreatif dan juga tips bagi pemula untuk menulis skenario.
BalasHapusSecara tak langsung belajar BI lagi membaca artikel Mbak Dew ini, premis. Iya premis yang menarik dan terbuka cenderung ceritanya juga menarik ya Mbak. Nah premis yang dipanjang-panjangkan itu, salah satu yang membuat saya kurang minat pada sinetron. Bisa disederhanakan kok ya panjang berkilo-kilo. Jadinya seperti mengutas energi heheeh..
BalasHapusUntuk blog pos apakah perlu premis juga Mbak Dew?
Saya pernah belajar nulis skenario sama Achi TM. Dan memang ga mudah semua yang saya dapat ilmunya sama dengan yang disampaikan mas sokat. Kita cukup kasih presmi tokoh dan sinopsis utk mengajukan cerita ke PH.
BalasHapusWoo,, keren banget pengalaman MAs Sokat sebagai penulis skenario,apalagi sudah mendapatkan penghargaan. Ternyata segala sesuatu bisa dipelajari asalkan kitanya mau, ga nyangka aja dari staf logistik masuk ke nulia skenario.
BalasHapusAhh makasih tips2 menulis premisnya , makin banyak peminat penulis skenario, semoga sesukses Mas sokat.
Makasih Ngopinya, jadi nambah wawasan lagi.
Cerita baru nih buat saya mba dew. Selama ini belom tau banyak soal penulisan skenario. Iya ya, mungkin jika dibanding penulis novel, biasanya penulis skenario lebih ngga kliatan tapi ternyata duitnya lebih banyak ya
BalasHapusDi setiap pekerjaan pasti ada proses jatuh bangun ya kak...
BalasHapusSeperti Mas Sokat bisa seperti sekarang dulunya harus sabar dalam berproses menulis.
Apapun profesi yang mau di tekuni pasti ada halangan dan rintangan, bersabarlah anggap.sebagai ujian menuju keberhasilan.
Wah senangnya bisa belajar langsung pada ahlinya ya mbak
BalasHapusMenjadi seorang penulis skenario juga merupakan profesi yang menjanjikan ya mbak
Tentunya dimulai dari membuat premis cerita yang baik lebih dahulu
Ngomongin menulis skenario, aku langsung teringat dengan skenario yang digunakan untuk sinetron mba, apalagi yang serinya sampai ratusan dan berjilid-jilid, auto cuan bagi penulis skenarionya juga ya mba. Tapi untuk sampai ke tahap itu pasti perjuangannya ngga main-main ya.
BalasHapusWaaah hebat ya Mas Sokat sudah menulis ribuan skenario. Emang penulis skenario ini profesi yang menjanjikan ya Mbak Dedew.
BalasHapusBaru tau juga kalau yang ditawarkan ke rumah produksinya itu konsep bukan skenario.
Baru ngeh tentang premis.. dan umum banget ya sinetron indonesia ini dipanjang2in padahal sebenarnya udah kelar ceritanya...
BalasHapuscuma pengen bilang: mau dong belajar dari beliau. aku buta sama sekali soal skenario. berasa jauh banget. tapi kalau ada kesempatan belajar, mau banget lah
BalasHapusHmmm... Jd lebih mengenal dunia skenario. Keras juga hehe... Memang semua harus tahan banting ya^^
BalasHapusBelajar banyak dari Mas Sokat yang berdedikasi sekali untuk pekerjaannya.
BalasHapusBagaimana seharusnya bersikap dan berbagi mengatasi hal yang biasanya terjadi oleh sang penulis.
Salam kenal Mas Sokat. Wah saya jadi banyak terinspirasi nih dengan semua pengalaman hidupnya. Sukses selalu ya.
BalasHapusJadi premis ini bisang dibilang intisarinya cerita ya mbak. Mau sepanjang apapun lika liku ceritanya, harus tetap berpijak pada premis sebagai acuan.
BalasHapusIya ih kadang sebel kalau ada sinetron dipanjang-panjangin, menurut saya jadi nggak menarik lagi, terus jadi bikin malas nonton
Coba deh sinetron Indonesia nih kayak drakor. Gak kalah kok Oppa sama Mas2. Cuma lagi2 bisnis kan yah, hehehehe. Moga penulis skenario Indonesia bisa diandalkan deh
BalasHapusTantangan banget ya jd penulis scenario. Sy suka bayangin gmn penulis scenario dpt ide percakapan joke cerdas kalau nonton film luar.
BalasHapusJujur, aku baru kali ini dengar nama Mas Sokat. Tapi kalau karya-karyanya familiar banget. Keren banget ilmunya. Makasih ya, mbak. artikel ini banyak kasih insight menarik seputar penulisan skenario.
BalasHapusSeru banget ini ya belajar bersama mas Sokat pastinya makin dapat banyak ilmu dan makin banyak berkarya
BalasHapusSapa pernah sekali ikut workshop penulisan skenario film memang gak mudah karena memang njlimet kalau saya bilang, hanya orang yang niat dan tekatnya kuat bisa jadi penulis skenario handal sama kayak mas Sokat ini
BalasHapusKeren keren
BalasHapusJadi premis itu kayak judul tulisan ya mbak.. mewakili isi tulisan. Harus belajar nih, pengen banget bikin skenario buat konten anak yang gak garing dan menghibur. Luar biasa Pak Sokat, panutan!
wah panjang ya proses sebuah cerita untuk diangkat menjadi skenario film atau sinetron. jujur baru tau sih tentang industri ini gara2 tulisan ini
BalasHapusSemua berawal dari premis yaaa agar alur cerita tetap terjaga dan tidak kemana-mana. Iya nih, kangen cerita anak yang keren semacam Petualangan Sherina, sampai sekarang masih favorit tuh.
BalasHapusTernyata tahapannya ga semudah itu ya alur sebuah naskah. Di mulai dari premis. Makasih sharingnya mba.
BalasHapusWah, rugi ya kemarin itu gak ikutan acaranya. Tapi Alhamdulillah ditulis disini jadi bisa ikut menimba ilmu. Jadi tahu premis, sinopsis dan skenario. Terimakasih Ruang Aksara
BalasHapusMakasih Mbak Dew, ternyata premis itu begitu ya. Baru tahu. Semoga aku juga bisa seperti Mas Sokat bisa menulis skenario hihihi.
BalasHapusMemang premis itu harus dipikirkan matang-matang, karena aku pun kalau review film pasti yang dilihat premis, goal pemeran utama, dan hambatannya. Keren nih mas Sokat~
BalasHapusUdah lama denger nama Sokat Rachman waktu di FLP Jakarta. Nulis skenario tuh harus kuat dikejar deadline ya.
BalasHapusKisah Mas Sokat menginspirasi dalam dunia penulisan nih, salut dengan pencapaian beliau, semoga bisa mengikuti jejak nya
BalasHapus