"Aku mulai mengumpulkan catatan penolakan sejak berusia 12 tahun-Stephen King,"
Halo Kawan,
Ruang
Aksara is Back!
Setelah
libur selama dua bulan, akhirnya Ruang Aksara kembali aktif. Insya
Allah, bakal ada Kelas Menulis Online Bulan Juni 2021 ini, ya. Semoga kalian
bisa ikutan. Sudah menulis apa saja di Bulan Juni?
Saat Penulis Menemui Kegagalan (Foto: Pixabay.com) |
Menjadi penulis tak hanya banyak sukanya.
Tapi, tentu saja ada dukanya. Setiap pekerjaan ada jatuh-bangunnya. Kalah lomba
blog, gagal seleksi penerbit, itu sudah biasa. Ditolak oleh penerbit dan
redaksi media massa pernah penulis sekeren apapun, pernah merasakannya.
Kalah lomba menulis di blog setelah berhari-hari begadang untuk mencari ide dan menulis artikel? Rasanya memang ambyar banget ya. Kamu boleh sedih tapi jangan berlarut-larut. Ingat sisi positifnya: Kamu bisa menang melawan rasa malas nulis, terus blogmu akhirnya di-update karena ikut lomba, hehe. Apalagi ya?
Kalah lomba menulis buku setelah mengerahkan seluruh sumber daya dan jiwa raga untuk menggarapnya? Pernah.
Salah satunya, aku gagal seleksi lomba Gerakan Literasi Nasional 2018 yang diadakan Kemdikbud. Bukan hal mudah mengikuti lomba ini.
Iya,
lomba GLN tahun itu tak hanya membuat naskah tapi berupa dummy, buku lengkap
siap baca! Rempong! Mulai dari mencari ide
tulisan hingga selesai jadi buku utuh sekitar dua bulan. Ternyata, proses
menulisnya wow banget.
Gimana tidak, Mulai dari mencari narasumber untuk naskah buku non fiksi hingga terpaksa memangkas isinya karena kepanjangan. Belum lagi mengurusi layout, cari foto pelengkap, dan mencari layouter dan ilustrator. Hingga berburu percetakan murmer. Butuh waktu, pikiran, tenaga dan biaya besar untuk mengikuti lomba ini.
Dan hasilnya, cukup bikin aku lemas. Hihi.
Bahkan Stephen King pun mengoleksi Surat Penolakan |
Alhamdulillah, akhirnya keduanya menemukan jodohnya di Penerbit Gramedia Grup. Bukuku Petualangan Rumi terbit di Penerbit Grasindo tahun 2019. Serta Buku Sukses Jadi Travel Blogger! Diterbitkan Penerbit BIP tahun 2020.
So, Apa yang penulis lakukan saat mengalami kegagalan?
Apa yang harus kamu lakukan ketika mendapat kabar naskah kita ditolak penerbit?
Kalah lomba?
Gagal terbit?
Tak ada cara lain, berusaha tegar. Tersenyum walau pahit. Nikmati kegagalan ini. Menangislah jika itu membuatmu lega.
Dua naskah bukuku untuk lomba GLN 2018 dan gagal |
"Ketika
sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja
memperpanjang umurnya lagi." (Helvy Tiana Rosa)
Setelah perasaan tenang, mari kita
utak-atik naskah kita, apa keistimewaan naskahmu sehingga harus dilirik
penerbit, juri atau redaksi?
Naskah yang kalah akhirnya terbit di Penerbit BIP Grup Gramedia |
Novel anak ini juga kalah GLN dan akhirnya terbit di Grasindo 2019 |
Jika dibutuhkan, kamu bisa melakukan revisi atau perbaikan agar naskahmu lebih sesuai dengan penerbit yang dituju.
Segera move on. Cari ide segar dan
tulislah naskah baru, lahirkan karya baru..
Juga banyaaaak berdoa pada Allah SWT
semoga diberi kelancaran untuk menuliskan banyak hal yang bermanfaat, untuk
berbagi, untuk berdakwah, untuk mendapat penghasilan.
Keep Optimistic.
We
never know, penerbit, website, redaksi media, serta platform apa
yang bakal jadi jodoh naskah kita kan? Semangat! Berkaryalah terus. Jangan
menyerah! Semoga tulisan ini bermanfaat.
40 Komentar
Punya cerita juga, tapi ini punya temenku. Aku yang ngajak event menulis, dia kalah gak bisa terbit, akhirnya aku perbaiki naskahnya, tak bikinin ilustrasinya. Terus tak suruh cari penerbit sendiri. Eh, laku keras, sama Dinas Propinsi dan Bunda Paud udah dikenal, ihik, sementara aku yang lolos terbit malah terseok-seok. 😂
BalasHapusPalu terbesit pikiran buat nerbitin tulisan, tapi.. masih meragukan diri sendiri ðŸ˜
BalasHapusMeskipun kalah, akhirnya tetap berujung bahagia dan sukses di tempat yang tepat
BalasHapusKlo naskah gagal terbit atau di tolak penerbit ya tetap sabar aja, pastinya blom jodoh. Yakin saja klo jodohnya ada di tempat lain. Ye kan? Hehee...
BalasHapussetuju Mba heheheh tapi salut banget Teh padamu, ttep konsisten nulis. Meskipun ditolak pantang nyerah sampai akhirnya terbit
Hapusterima kasih mba Dew..sangat menyemangati nih artikel ini. oya jadi sebelum dikirim ke calon penerbit lain naskah itu perlu diedit dulu disesuaikan dg 'selera' tujuan..begitu kah mba?
BalasHapusAku masih belum semangat lagi nih Mak buat nulis buku, huhuhu, padahal Draft masih banyak hehehe
BalasHapusKirimkan naskah lalu lupakan. Hehee..
BalasHapusKalau untuk menerbitkan buku, rasanya saya belum memiliki rencana. Kalau naskah untuk lomba, minimal artikel. Kalau kalah, suka sedih sih. Tapi ya bentaran doang. Habis itu ya nyari ide lagi buat nulis apa setelah itu. Hehehehe
Beneeer mba dew :). Sebenernya apapun yg kita kerjain, jangan terlalu cepet putus asa. Gagal, ya bangun lagi, kerjain lagi, coba lagi. Gitu Trus sampe akhirnya target kita tercapai. Udh banyak bukan penulis2 hebat yg karyanya baru diakui setelah lamaaa bgt. Kayak JK Rowling :D. Jadi buat penulis yg masih pemula, jgn pernah menyerah terlalu cepet :)
BalasHapuswah betul juga, tidak selamanya kalah lomba itu merugikan. Kalau buat saya yang penting sudah ikut dan berusaha. Minimal saya punya tulisan. itu investasi buat masa depan. Tidak akan dihapus kecuali kalau promosinya banyak banget.
BalasHapusSemangat MakDew yang penting tidak pernah purus asa dan selalu optimis karena setiap tulisan itu ada jodohnya masing-masing... sukses selalu dengan project menulis lainnya
BalasHapusbarokallah ya Teh ada aja jalannya sebuah tulisan menemukan takdirnya
BalasHapusBanyak ya kisah penulis terkenal yang awalnya sering ditolak penerbit ternyata sukses dan bertemu jodoh penerbit lain.
BalasHapusKayak mbak Dew keren selalu, gak mengenal galau. Jadi selalu ada buku baru dalam berbagai genre meluncur di toko buku
Ungkapan ini: elesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi." (Helvy Tiana Rosa)
BalasHapusSungguh menjadi motivasi banget nih.
Kalau saya mengibaratkan kekalahan sebagai sesuatu yang membuat saya lebih kuat dan saya pasti belajar dari semua proses, kekalahan sekali pun.
Saya suka ikut lomba, Mbak Dew. Kalau sudah biasa. Jauuuh lebih banyak kalahnya daripada menangnya. Kalau kalah ya tidak apa, alhamdulillah jadi tambahan isi blog dan pastinya sudah belajar dari proses yang terjadi, jadi "tidak benar-benar kalah" juga. :)
HapusBaca ini jadi teringat dulu punya cita-cita bisa nerbitin satu novel gitu soalnya suka nulis hehe. Semangat ya mbak Dew, blogger dan penulis inspirasiku hehe
BalasHapusmemang kita tidak boleh putus asa yaaa mba. Satu pintu tertutup, banyak pintu lain yang terbuka dan bahkan lebih baik
BalasHapus"Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi." (Helvy Tiana Rosa)
BalasHapusQuote ala mba HTR emang mantuulll, tetep semangat berkarya, menulis, blogging dst
Apapun yg terjadi ya mba :D
kalau kata lagu, memulai kembali ya mbaaa.. aku belum punya buku tapi masih gemar menulis.
BalasHapusKeren mba.. menginspirasi. Kalah dalam lomba atau ditolak penulis nggak menjadikan berhenti ya tapi terus melangkah melupakanmuu #lhaaa kok jadi lirik lagu lagii :))
terima kasih tulisannya ya mba dewii
Kalau aku tetap semangat terus menulis dan bekarya walah gagal, karena ini bisa menjadi cambuk kita untuk sukses. Menarik juga ini ya mengikuti lomba, jujur sih aku belum pernah.
BalasHapusthank you sharingnya mbak dedew... Kalau aku jangankan ke urusan penerbit, mengalahkan diri sendiri untukrutin menulis dan menyelesaiakan sebuah gagasan menulis saja masih effort bangeeeet. Tulisan ini jadi motivasi juga.
BalasHapusSepakat sama ungakapan Mbak Helvy Tiana Rosa, (cukup srg lihat buku beliau di gramed). Sbg bloger yg jarang ikut lomba, saya meyakini saat belum menang lomba, hakekat saya tetap menang krn berani ikut lomba. Hehehe...
BalasHapusMotivasi banget ini, kadang mau tidak mau kita harus mau nerima kekalahan yah, dan semua ini memang bagian dari proses hidup
BalasHapusNamanya rejekii, kita berusaha dan Allah menentukan hasilnya. Keren lo Mbak meski gak menang lomba tapi toh tulisannya bisa diterbitkan oleh penerbit mayor. Mantap dah.
BalasHapusJadi penulis buku jg ternyata ada challengenya juga ya. Kayaknya jauh lebih harus menyiapkan mental yg kuat kalo naskah ditolak ya :)
BalasHapusNah iya, terkadang saat kalah lomba, rasanya jadi malas untuk mengikuti kompetisi lagi. Pada akhirnya sekarag tujuannya gak hanya ingin menang aja, tapi untuk mengasah ketrampilan menulis dan tentunya supaya blog kita rutin di isi hihihi
BalasHapusterima kasih Mba sharing semangatnya, aku kalo naskah kalah lomba atau ditolak penerbit gak akan aku cuekin, sebab keingat upaya untuk menyelesaikannya, duh gak bisa diceritakan kan, gimana rasanya, hehehe. karena setiap karya itu berhak tampil pada panggungnya
BalasHapusah mbak Dewi mah kece
BalasHapuspengalaman nulisnya sudah banyak banget
aku penggemar Anak Kos Dodol lho mbak
klo gagal di satu tempat, pasti akan berhasil di tempat lainnya ya mbak
Kalau dipikir-pikir, gak ada tulisan yang gagal. Mungkin belum ketemu jodohnya aja, iya kan?
BalasHapusAku dulu pertama nulis juga ditolak karena emang gak sadar diri. Habis itu akhir ngeblog dan bertahan sampai sekarang. Nano-nano pasti waktu awal penolakan, tapi akhirnya sekarang bisa senyum juga. Ah dulu lucu juga
kalo molly siih biarin aja di blog, nggak perlu dihapus atau dibuang. dijadiin kenang2an di masa depan kalo kita banyak kalah lomba blog.
BalasHapusaku gak pernha sih menyertakan tulisan buat buku, selalunya memang buat blog, hehe tapi kalau untuk lomba blog dan itu kalah, kan bisa jadi portfolio kita kan yaa.. ah intinya semangatt terussss yaa menulis .
BalasHapusKemarin aku denger curhatan ri seorang penulis, kak Dew...sempat banget nge-drop gak maju-maju naskahnya karena ditolak dan kalah dalam sebuah kompetisi.
BalasHapusSedih pasti yaa...
Semoga ketika kesabaran ini terus dilakukan, bisa berbuah manis seperti Stephen King.
Huhu, aku orangnya gampang nyerah. Kalo ditolak penerbit, aku seringnya down. Gak kirim2 lagi. Sekarang nih vacum nulis buku sejak 2011 karena itu. Kudu belajar banyak nih :(
BalasHapusTidak ada perjuangan yang sia-sia, mba. gagal di penerbit A, bisa ajukan ke penerbit lain. Konon setiap buku pasti punya jodohnya untuk terbit. Semangat terus, aku juga jadi tambah semangat baca ini untuk menyelesaikan naskah yang mangkrak dari tahun lalu.
BalasHapusSelalu ada cerita menarik ya mbk dibalik kesuksesan seorang penulis. Meskipun nggak menang lomba, Alhamdulilah ada jalan lain yang akhirnya bisa nerbitin buku. Sukses selalu mbk Dee
BalasHapusKalau kata alm WS Rendra karya akan menemukan jodohnya sendiri, jadi karya yang gagal lomba atau ditolak penerbit, akan aku sayang-sayang sampai ada yang meminangnya
BalasHapusmbaaaa aku penggemarmu di awal lohhh sampe namaku disebutttt
BalasHapusaku malah belum pernah kirim novel atau tulisan lain deg2an soale :") ya itu takut ditolak
Keren mba, untung kefikiran dikirimkan ke penerbit dan malah jadi buku di penerbit mayor ya mba.
BalasHapusJadi pengen tahu tips bikin naskah supaya diterima penerbit.
Nunggunya berapa lama dari naskah dikirimkan sampai dilirik sama penerbit?
Aku mah banyak banget Mba, yang kalah lomba atau ditolak penerbit dan udah keburu menutup artikel hahaha, ternyata dibalik itu bisa disulap jadi karya yang menjadi andalan ya Mba Dedew
BalasHapusJadi semangat lagi habis baca artikel ini. Secara baru gagal seleksi GLN 2024. Mudah-mudahan karyaku ketemu jodoh secepatnya.
BalasHapus