Halo Kawan,
Kamu sudah nonton drama Korea It's Okay Not To Be Okay yang bikin baper?
Dikisahkan, Penulis Ko adalah penulis buku dongeng laris yang berkepribadian anti sosial dan dingin bertemu dengan seorang perawat muda Moon Gang Tae dan Moon Sang Tae, kakaknya yang autis. Kedua bersaudara ini selama bertahun-tahun selalu melarikan diri dari kupu-kupu yang mengganggu tidur Sang Tae.
Drama Korea It's Okay Not To Be Okay |
Drama yang menarik ceritanya dan banyak membahas tentang kesehatan mental serta efek pengasuhan yang buruk bagi anak oleh orang tuanya.
Selain cerita dramanya yang unik, aku tertarik dengan buku dongeng karya Penulis Ko Moon Young ini. Jadi, di dalam drama ini bertebaran dongeng-dongeng yang ditulis oleh Penulis Ko.
Baca Juga: Blogging With Heart
Semua buku dongengnya bertema dark gitu kesannya sesuai kepribadiannya yang sedikit kejam dan dingin. Dua judul bukunya diantaranya Anak Lelaki yang Penuh Ketakutan dan Kisah Hidup Zombie. Isinya sama sekali jauh berbeda dengan dongeng yang biasa kita bacakan untuk anak-anak seperti dongeng Princess dan lainnya yang berkesan indah dan ceria.
Karakter di buku dongeng Penulis Ko |
Apa sih sebenarnya dongeng itu?
Dongeng adalah bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi.
Dongeng berbeda dengan cerita anak sehari-hari yang biasanya terjadi di masa sekarang. Dongeng biasanya dikisahkan terjadi pada masa lampau ya. Ingat dongeng Grimm yang hits dengan Si Tudung Merah, Rapunzel, dan lainnya?
Ada banyak jenis dongeng, masih ingat tidak?
Berikut ini sebagian dari jenis-jenis dongeng:
1. Fabel, dongeng tentang hewan yang bisa berbicara layaknya manusia.
2. Legenda, dongeng yang menceritakan asal-usul suatu tempat atau kejadian. Misalnya dongeng Tangkuban Perahu.
3. Sage, dongeng tentang kepahlawanan seseorang. Seperti cerita Patih Gajah Mada.
4. Cerita Daerah, dongeng yang tumbuh di suatu daerah dan jadi cerita turun-temurun.
5. Mite, dongeng tentang hal gaib seperti peri, dewa.
Apakah kamu suka membaca dongeng?
Apapun jenisnya, membaca dongeng memang menyenangkan ya. Tak hanya disukai anak-anak tapi juga orang dewasa, semua suka dongeng. Kita seolah dibawa berkelana ke dunia fantasi yang menyenangkan.
Kalian juga bisa lho belajar menulis dongeng. Nah, aku bagikan beberapa tips menulis dongeng?
1. Pilih dulu jenis dongeng apa yang ingin kamu tulis. Apakah berbentuk legenda, mite atau lainnya?
2. Tentukan usia pembaca dongengmu. Jika pembacanya usia TK dan SD, dongeng fabel akan menghibur mereka.
3. Cari ide ceritamu
Kamu bisa mengamati sekelilingmu, apa pun bisa menjadi ide. Nonton televisi atau channel YouTube kesukaanmu.
Kamu bisa membaca buku ensiklopedia hewan untuk mencari tahu keunikan hewan. Misalnya kuda Nil suka berendam di lumpur. Mungkin hal ini bisa jadi ide untuk dongengmu?
4. Buatlah tokoh dengan karakter yang unik dan apa yang menjadi tujuan hidupnya. Apa yang si tokoh inginkan? Misalnya undur-undur yang ingin jadi pemimpin baris-berbaris. Unik, kan?
5. Beri nama tokohmu yang unik dan mudah diingat. Ya, Kita bisa membuat namanya dari sikap atau perilaku yang mencerminkan namanya.
Misalnya Pangeran Gurau, diambil dari tingkahnya yang suka bergurau dan konyol ya. Kamu bisa mengecek kamus KBBI online untuk menemukan nama yang cocok. Jangan beri nama yang terlalu sulit hingga pembaca sulit mengingatnya hehe.
Baca Juga: Tentang Ruang Aksara
6. Tentukan konflik yang dihadapi tokoh utama. Nah, kamu sudah membuat tokoh dan karakter uniknya, namanya pun sudah ada.
Kalian tahu kan setiap tokoh di buku cerita atau film pasti menghadapi konflik. Menghadapi masalah. Inilah yang membuat cerita akan seru. Kalau tak ada konflik, ceritanya bakal datar dong! Huhu.
Sekarang, kamu buat konflik yang dihadapi sang tokoh. Apa masalah dan rintangan yang dihadapinya?
Pada tokoh undur-undur tadi, ia ingin jadi pemimpin tim baris-berbaris tapi rintangannya adalah ia kan berjalan mundur? Apa yang harus ia lakukan? Rintangan ini menjadi konflik yang membuat dongengmu makin menarik.
7. Tentukan alur ceritanya
Ya, kamu sudah membuat konflik untuk dongengmu. Sekarang, putar otak untuk menemukan cara si tokoh keluar dari masalah. Apa solusi untuk undur-undur? Hehe. Solusi yang kamu buat akan menjadi alur cerita dongengku.
8. Membuat setting
Salah satu hal menyenangkan dari menulis dongeng adalah kita bebas berimajinask termasuk dalam membuat setting tempat dan waktu dalam dongeng kita. Kamu suka cokelat? Kamu bisa membuat setting dongengmu di Negara Cokelat, akkk, seru!
9. Tulislah ceritamu
Sekarang waktunya untuk menulis ceritamu. Kalian bisa menulis dengan bantuan gambar dari buku atau gambar yang kamu buat sendiri.
10. Edit ceritamu
Setelah selesai menulis, simpanlah dobgengmu dua tiga hari. Setelah itu, kamu bisa kembali membaca karyamu dan mulai melakukan swasunting atau mengeditnya. Kamu jiga bisa membacakannya pada teman atau saudara untuk mendapat masukan tentang dongengmu.
11. Kirimkan ke media massa
Jika sudah selesai ditulis, carilah informasi media massa mana yang bisa menerima dongeng karyamu, lengkapi persyaratannya dan kirimkan!
Selamat menulis dongeng!
27 Komentar
wah udah lama aku gak menulis cerita dongeng, jadi semangat lagi setelah membaca paparan mbak Dedew, makasih yaa. insyaAllah siap menulis lagi.
BalasHapusMendongeng ini gampang2 susah, deh. Apa lagi kalau audiensnya anak2. Harus paham dan dekat dengan dunia mereka, ya
BalasHapusAku suka semua sih tapi kalau harus milih aku suka dongen legenda. Kita bisa traveling langsung ke tempatnya jadi anak2 tau oooooh ini loh seperti di ceritanya :D Ternyata menulis dongeng butuh keahlian khusus ya, ga semudah yang dibayangkan hehehe :D
BalasHapusSama mbak Nurul, aku juga suka dongeng legenda, karena dari cerita dongeng legenda itu banyak banget hikmah yang bisa dipetik. Tapi anakku lebih suka dongeng putri putri, jadi aku kadang buat aja sendiri haha
HapusAku dulu suka baca model Legenda atau Fabel. Yang fantasi hampir tidak pernah atau jarang. Kalau nulis, teorinya mudah. Cuma kadang kita yang ribet. Maunya pakai bahasa simpel juga biar mudah dipahami
BalasHapusAku udah nonton dong drakor It;s ok not be ok bagus. Tertarik dengan dongeng yang dibuatnya juga. Aku suka baca dongeng tapi belum bisa nulis dongeng
BalasHapusTernyata dongen itu ada beberapa tipenya ya, jadi gak semua cerita dongeng itu genrenya sama ya. Tapi waktu nonton It's Okay Not to be okay ini aku banget sama si Ko Moon Young ini karena membuat cerita dongen. Dan gak semua dongeng itu indah terus ceritanya.
BalasHapusAku padahal sering ngarang2 cerita dongeng untuk anak2ku. Biasanya apa aja yg terlintas di kepala sih. Nth itu dongeng ttg sigung mencari ayah, ato ttg nenek tua yang bersahabat dengan ular :p. Intinya apapun yg terlintas, lgs aku jadiin dongeng sblm tidur. Belum kepikiran utk aku jadiin tulisan :D.
BalasHapusTapi sbnrnya menarik juga, untuk tantangan menulisku :D.
Saya sama nih mbak Fanny. Waktu anak-anak masih pada kecil, rutin ngedongengin mereka. Kadang-kadang ceritanya mengarang sendiri. Tapi, kalau dikirim ke media masih belum pede. Harusnya sesekali mencoba, ya
HapusDongeng itu membangun imajinasi. Pernah baca jurnal ilmiah tentang kebiasaan membacakan dongeng ternyata berpengaruh penting pada semangat wirausaha pada suatu bangsa. Katanya kalo dongeng yang diceritakan di masa kecil adalah sesuatu yang memupuk kemalasan berpengaruh besar di masa depan
BalasHapusDalam dunia dongeng ini sungguh gak ada batasan antara imajinasi dan kenyataan yaa..kak.
BalasHapusPokoknya sekiranya ada hal yang unik dan relate dengan keseharian anak-anak, akan lebih bagus melatar belakangi kisah si dongeng itu sendiri.
Aku suka banget sama dongeng dan kerap kagum dengan penulisnya.
HapusKarena paham betul bahwa proses menulis apalagi memberikan ilustrasi itu gak mudah.
Keren, kak..
Aku baru tau cerita kepahlawanan itu istilahnya sage. Belum pernah menulis dongeng, tapi pasti seru ya
BalasHapusWah, makasih tipsnya, Mbak. Anakku (11 thn) suka sekali mengarang dongeng. Walau terkadang masih absurd ceritanya, tapi aku suka karena dia udah punya kepercayaan diri. Ntar aku coba arahkan dia sesuai tips ini. Terimakasih banyak ya, Mbak.
BalasHapusPR banget untuk bisa menulis dongeng, ternyata dongeng banyak macamnya ya Teh. Pengen belajar lebih dalam lagi.
BalasHapusAih aku belum pernah nih mba nulis cerita dongeng. Tapi kayaknya harus coba. Tapi aku juga harus ada imajinasi yang tinggi nih
BalasHapusAku belum pernah nulis dongeng mbk. Sejak punya anak, sering banget baca buku dongeng, salah satunya fabel. Anakku suka banget hewan, jadi paling banyak bukunya hewan
BalasHapusJadi pengen nyoba belajar nulis dongeng deh. Selama ini belum sekalipun nyoba. Kayaknya lebih simpel dibanding nulis novel ya, mak. Tapi pasti ada tantangannya masing-masing deng ya.
BalasHapusbelum pernah nulis dongeng nih teh dew, paling banter bacain dongeng buat anak ^_^ jadi pengen mencoba nulis dongeng, bisa gak ya ?
BalasHapusMenulis dongeng ini sepertinya lebih sulit dari menulis cerita anak ya, Mbak. Saya sudah punya beberapa buku anak, tapi belum berani menulis dongeng. Sekilas tips menulisnya hampir mirip dengan tips menulis cerita anak.
BalasHapusKisah Hidup Zombie tuh ceritanya bikin sedih bangett. Aku nangis masaaa pas nontonnya. Haha. Kalau sekarang anakku (6 tahun) lagi senang banget dibacain dongeng Fabel. Kayaknya seru juga, ya, kalau dia baca dongeng buatan emaknya sendiri. Hihi. Terima kasih tipsnya, Kak. Sukaa sekaliii.
BalasHapusih iya yaaa, abis nonton koo mun yong, akupun otomatis berasa pengen nulis dongeng rasanyaaaa.. hihi. Maaci tips tipsnya ya maaaak
BalasHapusAku suka dongeng ngarang sm anak. Tp dong blm satupun ditulis. Haha. Mmg dongeng ini gampang2 susah. Paling sendat itu nentuin ending n pesan moral yg mudah masuk dipikiran anak
BalasHapusMenulis dongeng bisa jadi tantangan tersendiri..karena udah lama gak nulis dongeng..Bolehlah kapan-kapan dicoba ...
BalasHapusAku udah nonton ini Mba dan aku sedih karena kayak related banget sama kehidupan sehari hari walau kadang tanpa kita sadari, ya walaupun ini pasti lebih dramatis. Tapi banyak pelajaran hidup yang bisa kita petik dari sini, terutama tentang sisi psikologi.
BalasHapusMakasih banyak mba info tentang menulis dongeng. Buat yang tidak terbiasa perlu banyak baca untuk referensi. Seperti konflik dan alur ceritanya. Terkadang cerita dongeng itu terkesan sederhana tapi mengandung makna yang tak biasa. Dan aku yakin nulisnya gak mudah.
BalasHapusWah, jadi dapat ilmu baru.. Alhamdulillah. Benee saya sempat bingung bedakan dongeng dengan cerita fiksi. Dulu sy pikir, dongeng itu sudah pakem, tidak bisa ditambah lagi, yaitu dongeng-dongeng masa kecil dulu. Sekarang saya jadi tau jika dongeng membuka kesempatan hadirnya dongeng yang hadir jaman now. Terima kasih, Ruang Aksara.
BalasHapus